Arti “nova” sebenarnya adalah baru. Dinamai seperti itu
karena bintang itu tampak seolah-olah baru tercipta. Namun, nova sebenarnya
bukanlah “baru”, karena nova adalah bintang yang sudah ada dan mengalami
kehancuran (peledakan).
Nova terjadi pada bintang-bintang kecil seperti Matahari
kita, atau yang lebih kecil lagi. Saat bintang mengalami nova, bintang ini
akan menjadi jauh lebih terang. Dalam waktu beberapa hari, luminositasnya akan
jauh lebih tinggi dari sebelumnya [luminositas: intensitas cahaya/energi yang
dipancarkan bintang per detik], sekitar 60.000 kali lipat. Setelah beberapa
hari dalam kondisi ini, kualitas cahaya itu akan berkurang sedikit demi sedikit.
Bintang kembali redup seperti semula.
Nova biasanya dilingkupi pembungkus berupa gas. Gas ini kadang berbentuk bola atau elips. Pembungkus ini yang menandakan adanya suatu nova. Pembungkus suatu nova kadang mencapai ukuran yang luar biasa besar. Pembungkus yang mengelilingi Nova Aquilae 1918 (nova yang muncul pada konstelasi Aquila pada 1918) berdiameter 1.600.000.000.000 km setelah sekitar 20 tahun. Crab Nebula (Nebula Kepiting) di konstelasi Taurus juga merupakan pembungkus yang telah berkembang ratusan tahun. Namun, nebula ini bukan terbentuk karena nova, melainkan diyakini terbentuk karena adanya supernova yang tampak pada 1054 (menurut catatan astronom China dan Jepang yang mengamatinya saat itu). Supernova-nya sendiri dipastikan terjadi kira-kira 4.000 tahun sebelum 1054, karena waktu yang dibutuhkan cahaya dari ledakan itu untuk mencapai Bumi adalah selama itu.
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak dari nova. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut semula, beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang mengalami supernova bintang tersebut akan melepaskan energi setara dengan energi matahari yang dilepaskan matahari seumur hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar material bintang pada kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya) dan melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium antarbintang.
Ada beberapa
jenis Supernova. Tipe I dan II bisa dipicu dengan satu dari dua cara, baik
menghentikan atau mengaktifkan produksi energi melalui fusi nuklir.
Setelah inti bintang yang sudah tua berhenti menghasilkan energi, maka bintang
tersebut akan mengalami keruntuhan gravitasi secara tiba-tiba menjadi lubang hitam atau bintang neutron, dan
melepaskan energi potensial gravitasi yang memanaskan dan menghancurkan lapisan
terluar bintang.
Rata-rata
supernova terjadi setiap 50 tahun sekali di galaksi seukuran galaksi Bima
Sakti. Supernova memiliki peran dalam memperkaya medium antarbintang dengan
elemen-elemen massa yang lebih besar. Selanjutnya gelombang kejut dari ledakan
supernova mampu membentuk formasi bintang baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar