Jumat, 06 Maret 2015

Dinosaurus Changyuraptor Empat Sayap


Ahli paleontologi menemukan fosil dinosaurus liar berbulu panjang yang akan memberikan wawasan menarik dalamevolusi penerbangan dinosaurus. Diperkirakan dinosaurus ini berusia 125 juta tahun diberi nama Changyuraptor Yangi, ditemukan di Provinsi Liaoning - timur laut China. Selama beberapa dekade, paleontolog telah banyak menemukan fosil terutama dinosaurus berbulu. Fosil baru kali ini terlihat awet lengkap dengan bulu diseluruh tubuhnya, kaki panjang, bulu ekorChangyuraptor terpanjang dari spesis lainnya.


Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada tanggal 15 Juli 2014, fosil yang ditemukan sebuah tim internasional dari Natural History Museum of Los Angeles County (NHM) memiliki bulu ekor panjang yang berguna berperan untuk mengurangi kecepatan turun dan memastikan pendaratan aman. Natural History Museum of Los Angeles County (NHM) bertanggung jawab dalam penelitian nasional, pameran dan pendidikan. NHM merupakan museum pertama yang dibuka untuk umum di Los Angeles, pertama kali pada tahun 1913. Museum ini telah mengumpulkan salah satu koleksi paling luas dan berharga didunia, sejarah alam dan budaya dengan lebih dari 35 juta benda, beberapa diantaranya berusia 4,5 miliar tahun. 

Fosil Bulu Ekor Changyuraptor Terpanjang

Dr Anusuya Chinsamy menganalisis mikrostruktur tulang dimana hasilnya menunjukkan bahwa spesis ini termasuk raptor dewasa dan bobotnya sembilan pon. Changyuraptor panjangnya diperkirakan empat kaki, dianggap spesis yang terbesar dari semua dinosaurus bersayap empat. Dinosaurus microraptorine ini dijuluki spesis bersayap empat karena bulu panjang yang melekat pada kaki berpenampilan seperti kedua sayap. 

Banyak fitur telah dikaitkan dengan burung sebenarnya berkembang dalam evolusi dinosaurus, termasuk tulang berongga, perilaku bersarang, bulu, dan mungkin fitur pendukung penerbangan. Seberapa mahir Changyuraptor Yangi menggunakan angkasa sebagai sebuah jalan tetap kontroversial, penemuan baru menjelaskan peran yang dimainkan selama bulu ekor mengontrol penerbangan. 

Menurut Dr Michael Habib, seorang peneliti di University of Southern California, untuk ukuran tubuh yang lebih besar maka yang terpenting adalah pendaratan aman, dan masuk akal jika microraptorines terbesar memiliki bulu ekor sangat besar dimana mereka membutuhkan kontrol tambahan.


Penemuan Changyuraptor mengkonsolidasikan gagasan bahwa penerbangan spesis ini mendahului asal usul burung yang diwariskan dari kedua pelopor dinosaurian-nya. Bukti fosil dinosaurus terbang tidak terbatas pada hewan yang sangat kecil, tapi juga pada dinosaurus berukuran yang lebih besar. Jelas diperlukan lebih banyak bukti untuk memahami nuansa penerbangan dinosaurus, tapi Changyuraptor merupakan lompatan besar ke arah pencarian fakta penerbangan spesis kuno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar