Ahli paleontologi menemukan fosil dinosaurus liar
berbulu panjang yang akan memberikan wawasan menarik dalamevolusi penerbangan dinosaurus.
Diperkirakan dinosaurus ini berusia 125 juta tahun diberi nama Changyuraptor
Yangi, ditemukan di Provinsi Liaoning - timur laut China. Selama beberapa
dekade, paleontolog telah banyak menemukan fosil terutama dinosaurus berbulu.
Fosil baru kali ini terlihat awet lengkap dengan bulu diseluruh tubuhnya, kaki
panjang, bulu ekorChangyuraptor terpanjang
dari spesis lainnya.
Makalah ini diterbitkan dalam jurnal Nature
Communications pada tanggal 15 Juli 2014, fosil yang ditemukan sebuah tim
internasional dari Natural History Museum of Los Angeles County (NHM) memiliki
bulu ekor panjang yang berguna berperan untuk mengurangi kecepatan turun dan
memastikan pendaratan aman. Natural History Museum of Los Angeles County
(NHM) bertanggung jawab dalam penelitian nasional, pameran dan pendidikan. NHM
merupakan museum pertama yang dibuka untuk umum di Los Angeles, pertama kali
pada tahun 1913. Museum ini telah mengumpulkan salah satu koleksi paling luas
dan berharga didunia, sejarah alam dan budaya dengan lebih dari 35 juta benda,
beberapa diantaranya berusia 4,5 miliar tahun.
Fosil Bulu Ekor Changyuraptor Terpanjang
Dr Anusuya Chinsamy menganalisis mikrostruktur
tulang dimana hasilnya menunjukkan bahwa spesis ini termasuk raptor dewasa dan
bobotnya sembilan pon. Changyuraptor panjangnya diperkirakan empat kaki,
dianggap spesis yang terbesar dari semua dinosaurus bersayap empat. Dinosaurus
microraptorine ini dijuluki spesis bersayap empat karena bulu panjang yang
melekat pada kaki berpenampilan seperti kedua sayap.
Banyak fitur telah dikaitkan dengan burung
sebenarnya berkembang dalam evolusi dinosaurus, termasuk tulang berongga,
perilaku bersarang, bulu, dan mungkin fitur pendukung penerbangan. Seberapa
mahir Changyuraptor Yangi menggunakan angkasa sebagai sebuah
jalan tetap kontroversial, penemuan baru menjelaskan peran yang dimainkan
selama bulu ekor mengontrol penerbangan.
Menurut Dr Michael Habib, seorang peneliti di
University of Southern California, untuk ukuran tubuh yang lebih besar maka
yang terpenting adalah pendaratan aman, dan masuk akal jika microraptorines
terbesar memiliki bulu ekor sangat besar dimana mereka membutuhkan kontrol
tambahan.
Penemuan Changyuraptor mengkonsolidasikan gagasan bahwa
penerbangan spesis ini mendahului asal usul burung yang diwariskan dari kedua
pelopor dinosaurian-nya. Bukti fosil dinosaurus terbang tidak terbatas pada
hewan yang sangat kecil, tapi juga pada dinosaurus berukuran yang lebih besar.
Jelas diperlukan lebih banyak bukti untuk memahami nuansa penerbangan
dinosaurus, tapi Changyuraptor merupakan lompatan besar ke arah pencarian fakta
penerbangan spesis kuno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar