Ilmuwan dari University of New South Wales
Australia yang dipimpin Profesor Archer telah menemukan bukti baru berupa sperma
raksasa di situs Riversleigh World Heritage Fossil. Sperma ini diduga
berasal dari udang sekitar 17 juta tahun lalu dan berukuran 23 kali ukuran
sperma manusia. Menurut Profesor Mike Archer dari University of New South Wales
School of Biological Earth and Environmental, sperma raksasa yang
ditemukan dari Ostracoda, sperma tertua yang pernah ditemukan dalam catatan
fosil. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal
Society B edisi May 2014.
Temuan
Fosil Sperma Raksasa Ostracoda
Fosil yang terkubur di Riversleigh barat laut
Queensland telah menjadi salah satu sumber penemuan hewan prasejarah Australia,
seperti temuan dinosaurus, Platypus dan Kanguru pemakan daging. Penemuan fosil sperma
raksasa legkap beserta inti Ostracoda.
Ostracoda adalah anggota hewan tak bertulang
belakang termasuk dalam filum Arthropoda, subfilum Crustacea. Umumnya berukuran
sekitar 1 mm, tapi kisarannya mulai dari 0,2 – 30 mm. Hewan ini hidup di laut
sebagai zooplankton. Hewan bergergerak menggunakan antena, hidup sebagai
zooplankton tapi sebagian besar hidupnya sebagai Bentos yang melekat di dasar
perairan.
Dalam studi mikroskopis, fosil berisi organ internal Ostracods yang terawetkan termasuk organ seksual, sel sperma raksasa hampir sempurna dan mengandung kromosom DNA. Selain itu, fosil terawetkan juga memiliki organ Zenker (Chitinous) yang merupakan otot untuk mentrsnfer sperma kepada betina.
Dalam studi mikroskopis, fosil berisi organ internal Ostracods yang terawetkan termasuk organ seksual, sel sperma raksasa hampir sempurna dan mengandung kromosom DNA. Selain itu, fosil terawetkan juga memiliki organ Zenker (Chitinous) yang merupakan otot untuk mentrsnfer sperma kepada betina.
Studi mikroskopis telah memperkirakan panjang fosil
sperma raksasa berkisar 1,3 milimeter, sekitar 23 kali lebih besar dari sperma
manusia yang berukuran 0,055 mm. Sekitar 17 juta tahun lalu, Bitesantennary
Site adalah sebuah gua ditengah-tengah ragam hayati hutan hujan yang luas.
Ostracoda berkembang digenangan air dalam gua yang terus menerus diperkaya
kotoran ribuan kelelawar.
Prof Suzanne Hand adalah spesialis kelelawar dan
berperan dalam penelitian ekologi dan lingkungan di Riversleigh, menurutnya
kelelawar bisa memainkan peran dalam pelestarian sel sperma raksasa Ostracoda. Kestabilan hujan
telah membuat kotoran kelelawar dalam air mengandung tingkat fosfor tinggi yang
bisa membantu menetralisasi jaringan lunak.
Penemuan lain di Riversleigh termasuk serangga
dengan otot internal yang terawetkan karena bakteri, hewan ini berusaha
mengkonsumsi jaringan lunak sperma raksasa Ostracoda, yang semuanya berasal
dari periode Miosen awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar