Selasa, 24 Maret 2015

Setengah Massa Galaksi Bima Sakti Terisi Materi Gelap

Materi gelap sampai saat ini masih menjadi topik paling hangat dikalangan astronom, tidak ada satu teori yang mempu menjelaskan keberadaan dan bagaimana materi gelap sebenarnya mempengaruhi alam semesta. Salah satu teori yang mungkin bisa diperhitungkan keakuratannya adalah Dr Prajwal Kafle, seorang astronom Australia yang menyatakan bahwa setidaknya setengah massa galaksi Bima Sakti terisi materi gelap, bahan misterius yang sampai saat ini terus dipertanyakan.
Astronom ini menggunakan metode yang dikembangkan selama hampir 100 tahun yang lalu untuk menemukan bahwa berat materi gelap di galaksi kita sendiri berkisar 8 x 1011 kali massa Matahari (800,000,000,000).

Pertama kali dalam studi astronomi, ilmuwan meneliti dan mencermati tepi galaksi Bima Sakti sekitar 5 juta miliar kilometer dari Bumi. Astrofisikawan Dr Prajwal Kafle berasal dari Nepal, saat ini bekerja di University of Western Australia node of the International Centre for Radio Astronomy Research, mengatakan bahwa metari gelap sebagian besar tersembunyi di alam semesta. Hasil studi ini diterbitkan dalam Astrophysical Journal edisi October 2014.

Materi Gelap Lebih banyak Mengisi Galaksi Bima Sakti

Dr Kafle mampu mengukur massa materi gelap di galaksi Bima Sakti dengan mempelajari kecepatan bintang di seluruh galaksi, termasuk tepi galaksi yang belum pernah dipelajari dalam studi astronomi sebelumnya. Menurutnya bahwa Bintang, debu, manusia, dan semua hal yang terlihat oleh mata, tercipta dari massa yang nilainya hanya sekitar 4 persen di seluruh Semesta. Selain itu, sekitar 25 persen tercipta dari materi gelap dan sisanya dari energi gelap.

Profesor Geraint Lewis, astrofisikawan dari University of Sydney juga terlibat dalam penelitian ini, menurutnya masalah galaksi satelit Bima Sakti yang hilang merupakan misteri disisi kosmologis selama hampir 15 tahun. Dr Kafle telah menunjukkan bahwa kenyataan ini mungkin tidak seburuk seperti yang dipikirkan, meskipun masih banyak masalah yang harus dihadapi.

Kafle menggunakan teknik yang kuat, tehnik yang pernah dikembangkan oleh astronom Inggris pada tahun 1915, James Jeans, beberapa dekade sebelum penemuan materi gelap. Pengukuran Dr Kafle ternyata sangat membantu dalam memecahkan misteri materi gelap yang telah mempengaruhi teori ilmuwan selama hampir dua dekade.
Dr kafle mengatakan, teori yang berkembang saat ini menyatakan pembentukan galaksi dan evolusi yang sering disebut teori Lambda Cold Dark Matter. Teori ini memprediksi keberadaan beberapa galaksi besar di sekitar Bima Sakti yang terlihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, hipotesis Dr kafle tidak menemukan kebenaran itu. 
Bila ilmuwan menggunakan pengukuran yang diperkenalkan Dr Kafle untuk mencari massa materi gelap, teori ini hanya akan memprediksi tiga galaksi satelit di luar Bima Sakti, persis seperti yang terlihat saat ini, disana akan terlihat Awan Magellan Besar, Awan Magellan Kecil, dan Galaksi Kerdil Sagitarius.

Dalam penelitian ini, Dr Kafle tak hanya memperhitungkan massa materi gelap, tetapi juga memberi model holistik Bima Sakti yang memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur beberapa hal menarik, diantaranya mengukur kecepatan yang diperlukan galaksi satelit untuk meninggalkan Bima Sakti. Setidaknya galaksi satelit harus berkecepatan minimal 550 kilometer per detik jika ingin keluar dari cengkeraman gravitasi galaksi Bima Sakti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar