Penyebaran pengetahuan cenderung mengikuti dua
jalur,perdagangan dan peperangan.Ketika kekaisaran-kekaisaran besar memperluas
daerahnya,mereka membawa serta dewa,adat,dan ajaran mereka.Peradaban purba
percaya bahwa bintang dan planet dikuasai oleh para dewa.Orang-orang Babylonia
misalnya,menamakan setiap planet dengan nama dewa mereka sesuai dengan
sifat-sifatnya.Orang-orang Yunani dan Romawi mengambil cara Babylonia dan
menggantikan nama-nama planet tadi dengan nama dewa mereka.
Semua nama planet
sekarang ini dapat ditelusuri secara langsung dari dewa-dewa planet
Babylonia,misalnya Nergal (dewa perang) menjadi Mars dan Marduk menjadi
Jupiter.
Sebagai contoh, Pengamatan
tercatat dari Merkurius
paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi.
Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah
satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada
mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari
kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap di atas caduceus. Orang Yunani
pada zaman Hesiodmenamai
Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka
mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu
hanya tampak pada saat Matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada
saat Matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air".
Orang-orang Ibranimenamakannya
Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang
panas" ("yang panas" maksudnya Matahari). Diameter Merkurius 40%
lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan.
Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada satelit Yupiter,
Ganymede dan satelit Saturnus, Titan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar