Minggu, 21 Desember 2014

Menamakan Planet



Penyebaran pengetahuan cenderung mengikuti dua jalur,perdagangan dan peperangan.Ketika kekaisaran-kekaisaran besar memperluas daerahnya,mereka membawa serta dewa,adat,dan ajaran mereka.Peradaban purba percaya bahwa bintang dan planet dikuasai oleh para dewa.Orang-orang Babylonia misalnya,menamakan setiap planet dengan nama dewa mereka sesuai dengan sifat-sifatnya.Orang-orang Yunani dan Romawi mengambil cara Babylonia dan menggantikan nama-nama planet tadi dengan nama dewa mereka.
Semua nama planet sekarang ini dapat ditelusuri secara langsung dari dewa-dewa planet Babylonia,misalnya Nergal (dewa perang) menjadi Mars dan Marduk menjadi Jupiter.
Sebagai contoh, Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap di atas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiodmenamai Merkurius Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya tampak pada saat Matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat Matahari terbenam. Di India, Merkurius dinamai Budha (बुध), anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan "bintang air". Orang-orang Ibranimenamakannya Kokhav Hamah (כוכב חמה), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya Matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih padat) daripada satelit Yupiter, Ganymede dan satelit Saturnus, Titan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar