Minggu, 09 November 2014

terapi gen

Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan (abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit, atau suatu pendekatan untuk mencegah atau mengobati penyakit dengan mengganti, menghapus, atau memperkenalkan gen, atau memanipulasi bahan genetik.. Pada awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobatipenyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik. Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan. Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker.


Terapi gen (Gene Therapy) adalah penyisipan gen ke individu sel dan jaringan untuk mengobati penyakit. Penyakit yang dapat diobati seperti penyakit keturunan di mana merugikan muatan alel digantikan dengan satu fungsional.  Walaupun teknologi ini masih dalam masa bayi, telah digunakan dengan beberapa keberhasilan. Terobosan ilmiah terus bergerak menuju arus utama gen terapi obat. Meskipun kontroversial, beberapa percaya bahwa dengan perkembangan ilmiah lebih lanjut, mungkin Terapi gen (Gene Therapy) akhirnya mampu mengizinkan modifikasi genetik manusia menuju tujuan yang dikehendaki atau perangkat tambahan.
Pendekatan lain adalah melenyapkan gen abnormal dengan gen normal dengan melakukan rekombinasi homolog. Pendekatan ketiga adalah mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif, sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan fungsi normal gen tersebut. Selain pendekatan-pendekatan tersebut, ada pendekatan lain untuk terapi gen, yaitu mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut.

Perkembangan terapi gen yang terkini untuk penyakit-penyakit adalah lebih ke arah gagasan mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, atau dikenal dengan gene silencing. Untuk tujuan gene silencing atau membungkam ekspresi gen tersebut, maka penggunaan RNA jika dibandingkan dengan DNA lebih dimungkinkan, sehingga dikenal istilah RNA.
Suatu studi yang menggemparkan dilaporkan di majalah Nature bulan Mei 2001 yang menunjukkan bahwa RNA dapat membungkam ekspresi gen. Gagasan terapi gen dengan mereparasi mRNA (messenger RNA) daripada mengganti gen yang cacat berarti menggunakan mekanisme regulasi sel itu sendiri, sehingga efek samping yang merugikan lebih dapat ditekan. Setelah adanya laporan-laporan penelitian tersebut, maka dimulailah booming dalam bisnis perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan riset RNA, maupun perusahaan-perusahaan farmasi yang berharap RNA therapeutic ini segera dapat diluncurkan sebagai sediaan obat. Namun, para pakar memperkirakan masih sekitar tujuh sampai limabelas tahun lagi baru terealisasi.

Para ilmuwan pertama mengambil langkah logis berusaha untuk memperkenalkan gen langsung ke sel manusia, dengan fokus pada penyakit yang disebabkan oleh cacat gen tunggal, seperti cystic fibrosis,  hemofilia,  distrofi otot  dan sickle cell anemia. Namun, hal ini terbukti lebih sulit daripada memodifikasi bakteri, terutama karena masalah-masalah yang terlibat dalam menjalankan bagian besar DNA dan mengantarkan mereka ke situs benar relatif besar pada genom. Today Saat ini, kebanyakan studi Terapi gen (Gene Therapy) ditujukan untuk kanker dan penyakit turun-temurun dihubungkan dengan cacat genetik. Antisense terapi ini tidak sepenuhnya suatu bentuk terapi gen, tetapi terkait, terapi diperantarai genetis.

Informasi terbaru, seperti dilaporkan majalah ilmiah berbahasa Inggris, Scientific American, dalam rubric “medicine”nya, adalah sukses besar praktik pengobatan lewat terapi gen (Gene Theraphy). Yaitu, sebuah pengobatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit genetis. Modus operandi terapi ini adalah dengan cara mencangkokkan gen-gen baru yang lebih sehat dengan mengganti gen-gen rusak yang membawa kelainan dalam tubuh.
Bukan Cuma itu, terapi gen juga akan dipakai untuk mengobati kelainan fisik dan perilaku. Hidung pesek, misalnya diubah menjadi mancung. Caranya mudah, cukup dengan mengganti gen-gen yang membawa unsur pesek dengan yang mancung.
Biologi Terapi gen (Gene Therapy) manusia tetap kompleks dan memerlukan banyak teknik pengembangan lebih lanjut. . Banyak penyakit genetik perlu dipahami lebih lengkap sebelum Terapi gen (Gene Therapy) dapat digunakan secara tepat.

Prinsip Terapi Gen
Jika versi normal dari gen untuk penyakit manusia telah berhasil diklon, maka sangat berguna untuk memperbaiki kecacatan/mutasi gen tersebut

Target Terapi Gen 
Human somatic cell (sel yang dapat berkembang biak) : Modifikasi gen yang tidak melewati keturunan , target sel stem, fibroblas dan sel stem lainnya
Germ-line : modifikasi gen yang mencakup sel reproduksi, target sperma atau sel telur

Pendekatan terapi gen yang berkembang adalah :
Menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang mengalami ketidaknormalan.
Melenyapkan gen abnormal dengan gen normal dengan melakukan rekombinasi homolog.
Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif, sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan fungsi normal gen tersebut.
Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut, lebih kearah gagasan mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, dikenal dengan istilah gene silencing.
Gene silencing adalah satu proses membungkam ekspresi gen yang pada mulanya diketahui melibatkan mekanisme pertahanan alami pada tanaman untuk melawan virus.
Metode Terapi Gen

1.      Terapi Gen Ex vivo
Sel dari sejumlah organ atau jaringan (seperti kulit, system hemopoietik, hati) atau jaringan tumor dapat diambil dari pasien dan kemudian dibiakkan dalam laboratorium. Selama pembiakkan, sel itu dimasuki suatu gen tertentu untuk terapi penyakit itu. Kemudian diikuti dengan reinfusi atau reimplementasi dari sel tertransduksi itu ke pasien. Penggunaan sel penderita untuk diperlakukan adalah untuk meyakinkan tidak ada respon imun yang merugikan setelah infuse atau transplantasi.
Terapi gen ex vivo saat ini banyak digunakan pada uji klinis, kebanyakan menggunakan vector retrovirus untuk memasukkan suatu gen ke dalam sel penerima.

2.      Terapi Gen In Vivo
Organ seperti paru paru, otak, jantung tidak cocok untuk terapi gen ex vivo, sebab pembiakan sel target dan retransplantasi tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu terapi gen somatic, dilakukan dengan pemindahan gen in vivo. Dengan kata lain dengan memberikan gen tertentu baik secara local maupun sistemik. Penggunaan vector retrovirus memerlukan kondisi sel target yang sedang membelah supaya dapat terinfeksi. Akan tetapi, banyak jaringan yang merupakan target terapi gen, sebagian besar selnya dalam keadaan tidak membelah. Akibatnya, sejumlah strategi diperlukan baik penggunaan system vector virus maupun non-virus untuk menghantarkan gen terapetik ke sel target yang sangat bervariasi seperti kulit, otot, usus, liver dan sel darah. System penghantar gen in vivo yang ideal adalah efisiensi tinggi masuknya gen terapetik dalam sel target. Gen itu dapat masuk ke inti sel dengan sedikit mungkin terdegradasi, dan gen itu tetap terekspresi walaupun ada perubahan kondisi.

Penggunaan Terapi Gen :
• Penyakit defisiensi ADA (Adenosin Deaminase),
• Hemofilia,
• Thallasemia,
• Memperpanjang usia sel/ penanggulangan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan keuzuran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar