Mengapa bintang-bintang bisa berumur sampai miliyaran bahkan
trilyunan tahun, padahal bahan bakar hidrogren dalam bintang sendiri bisa
dibilang sangat besar bahkan sampai menguras persediaan bahan bakar mereka
sendiri, itu saja? Proses penting yang menyuplai energi
untuk kehidupan bintang (termasuk Matahari) adalah reaksi nuklir yang
menggabungkan inti-inti atom ringan (hidrogen misalnya) menjadi inti-inti atom
yang lebih berat. Dapur tempat “memasak” inti berat dari inti ringan ini berada
di bagian dalam bintang. Reaksi yang paling sederhana dan fundamental di
dalam bintang adalah rangkaian reaksi proton-proton.
Dalam rangkaian reaksi
ini, pada prinsipnya adalah mengubah 4 inti hidrogen menjadi helium. Jika
helium sudah tersedia cukup banyak di pusat bintang dan temperatur di sana
lebih dari 14 juta Kelvin, inti helium akan bergabung dengan inti helium dan
membentuk berilium.
Reaksi
selanjutnya akan membentuk lithium, namun pada akhirnya yang dihasilkan adalah
helium. Dengan kata lain, berilium dan litium menjadi katalisator saja, yang
mengontrol laju reaksi nuklir di dalam bintang. Jika temperatur lebih tinggi
lagi, mencapai 23 juta Kelvin atau lebih, berilium dapat bereaksi dengan proton
dan membentuk boron. Namun, boron ini juga nantinya akan membentuk helium.
Untuk
setiap inti helium yang dihasilkan, dilepaskan energi sebesar 4×10-12 joule.
Energi sebesar ini bisa menyalakan lampu bohlam 40 watt selama 10-13 detik.
Namun, Matahari kita mempunyai hidrogen yang cukup untuk menghasilkan 1056 helium.
Dengan demikian, jika semua hidrogen di Matahari diubah menjadi helium, energi
yang dilepaskan sebanyak 4×1044 joule. Sementara itu, Matahari
diamati memancarkan energi sebesar 4×1026 joule setiap
detiknya. Jadi, rangkaian reaksi proton-proton ini akan bisa berlangsung di
Matahari selama 30 milyar tahun. Namun, ini masih perhitungan kasar. Jika
dihitung lebih teliti lagi, pembakaran hidrogen di Matahari melalui rangkaian
reaksi proton-proton akan berlangsung selama 12 milyar tahun. Dari jangka waktu
tersebut Matahari telah menempuh 4,5 milyar tahun.
Belum
ada setengahnya!
Cara
lain untuk mengubah hidrogen menjadi helium adalah dengan rangkaian daur
karbon. Sesuai namanya, rangkaian reaksi ini mensyaratkan adanya karbon di area
pembakaran. Pada temperatur 100 juta Kelvin atau lebih, inti helium akan
bergabung membentuk inti karbon. Inti karbon dalam rangkaian daur karbon
bertindak sebagai katalisator, yaitu melalui reaksi yang membentuk nitrogen dan
oksigen yang kemudian dilenyapkan lagi dalam reaksi berikutnya dalam daur
karbon. Tapi, karbon di Matahari sangatlah sedikit. Jadi, rangkaian daur karbon
untuk saat ini tidak dominan bila dibandingkan rangkaian reaksi proton-proton.
Bila helium sudah semakin banyak terbentuk di Matahari, temperatur area
pembakaran akan semakin meningkat dan peran rangkaian daur karbon akan semakin
menonjol.
Bagaimana
dengan bintang yang bermassa lebih besar atau lebih kecil daripada Matahari?
Reaksi fusi/penggabungan atom/inti atom membutuhkan temperatur yang sangat
tinggi supaya inti-inti atom bintang itu bergerak sangat cepat untuk melawan
gaya tolak-menolak antarproton. Di bintang, temperatur sangat tinggi akibat
dari tekanan tinggi. Tekanan tinggi ini berkaitan dengan massa bintang. Bintang
yang bermassa besar, lebih besar dari Matahari, bertemperatur lebih panas
daripada Matahari dan proses pembakaran hidrogen berlangsung lebih cepat
sehingga umurnya lebih pendek. Sebaliknya, bintang yang bermassa lebih kecil
dari Matahari, bertemperatur lebih dingin dan umurnya lebih panjang karena
proses pembakaran hidrogen berlangsung lebih lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar