Gebrakan baru ilmu pengetahuan kali ini cukup
mengejutkan, ilmuwan internasional asal Arizona State University menunjukkan
gambar pertama proses pemisahan air fotosintesis yang membagi
air menjadi proton, elektron dan oksigen, sebuah proses yang mempertahankan
oksigen di atmosfer bumi. Petra Fromme, profesor kimia dan biokimia di ASU
mengatakan, penelitian ini merupakan langkah pertama menuju tujuan akhir dalam
mengungkap rahasia pemisahan air dan mendapatkan film biomolekul
fotosintesis. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi 9 Juli 2014.
Penelitian ini didukung oleh Department of Energy's Office of Science, National
Institutes of Health, National Science Foundation, German Research Foundation
(DFG), Max Planck Society, SLAC and Lawrence Livermore National Laboratory
Directed Research And Development Programs, dan BioXFEL Science and Technology
Center.
Film
Biomolekul Pemisahan Air Fotosintesis
Dalam pengetahuan umum, fotosintesis merupakan
salah satu proses dasar kehidupan di Bumi. Bumi pada awalnya tidak mengandung
oksigen, kemudian konversi oksigen ke atmosfer sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu melalui proses
pemisahan air. Semua kehidupan di Bumi tergantung pada proses ini untuk
kebutuhan energinya, dan sitem fotosintesis menghasilkan oksigen yang pada
akhirnya atmosfer Bumi mendukung kehidupan.
Pengungkapan mekanisme proses pemisahan air
fotosintesis sangat penting untuk pengembangan sistem buatan yang
meniru dan melampaui efisiensi sistem alam. Pengembangan 'daun buatan'
merupakan salah satu tujuan utama penelitian ASU Center for Bio-Inspired Solar
Fuel Production. Masalah utama yang dihadapi ilmuwan di seluruh dunia adalah
menemukan efisiensi, katalis murah untuk mengoksidasi air mejadi oksigen, ion
hidrogen dan elektron. Yang dibutuhkan hanya rincian lengkap tentang bagaimana
fotosintesis melakukan proses menggunakan mangan dan kalsium.
Untuk pertama kalinya para ilmuwan berhasil melihat
bagaimana perubahan struktur katalis ketika bereaksi. Setelah mekanisme
oksidasi air fotosintesis dipahami, ahli kimia dapat merancang katalis
fotosintesis buatan yang akan menghasilkan bahan bakar menggunakan sinar
matahari.
Dalam hal fotosintesis buatan, oksigen diproduksi pada logam khusus yang
mengandung empat atom mangan dan satu atom kalsium, terhubung bersama-sama
sebagai kelompok logam. Klaster oksigen ini terikat pada protein
'Photosystem II' (sistem fotosintesis) yang mengkatalisis proses berbasis
cahaya dari pemisahan air. Hal ini membutuhkan empat kedipan cahaya untuk
mengambil satu molekul oksigen dari dua molekul air yang terikat pada logam.
Menurut Fromme, ada dua kelemahan utama untuk memperoleh informasi struktural
dan dinamis pada proses ini dengan kristalografi sinar-X tradisional. Pertama,
gambar yang dihasilkan diperoleh dengan metode penentuan struktur standar
statis. Kedua, kualitas informasi struktural terpengaruh kerusakan sinar X.
Untuk menanggulangi kelemahana ini, ilmuwan
menggunakan laser X-Ray paling kuat di dunia bernama LCLS, peralatan ini berada
di Department of Energy's SLAC National Accelerator Laboratory. Proses record
snapshot pulse laser pada kristal Photosystem II sebelum meledak dalam sinar
X-ray sangat cepat berkisar 10 -15 detik, prinsip ini disebut 'difraksi sebelum
kehancuran'. Dengan cara ini, snapshot atau gambar proses
pemisahan air dapat diperoleh, dimana tujuan utama dari
penelitian ini untuk merekam film molekul pemisahan air.
Para peneliti menemukan perubahan struktural besar
pada protein dan cluster logam yang mengkatalisis reaksi. Cluster ini secara
signifikan memanjang, sehingga membuat ruang untuk molekul air bergerak masuk.
Temuan ini merupakan langkah besar menuju untuk mengetahui proses fotosintesis,
proses dimana tanaman membuat oksigen yang kita hirup, dari sinar matahari dan
air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar