Ø Ada 2 teori
asal usul bumi, yaitu :
Teori
Kabut/Nebula
ð Menurut
teori ini, bumi terbentuk dari bermiliar-miliar bintang yang tidak stabil.
Ketidakstabilan itu menyebabkan bintang-bintang saling bertabrakan dan akhirnya
terjadi ledakan. Ledakan tersebut menyebabkan terbentukna gas dan debu hingga
mebentuk kabut yang sangat tebal. Semakin lama kabut tersebut mengalami
kondensasi hingga akhirnya meledak dan menghasilkan bintang-bintang dan
plane-planet termasuk bumi.
ð Menurut
teori ini, pada awalnya benda-benda yang ada di angkasa mengalami pemanasan dan
membentuk satu volume. Karena pemanasan tersebut disertai tekanan, maka terjadi
ledakan yang mahadahsyat. Ledakan tersebut menghasilkan bintang yang berasal dari
kondensasi gas dan debu hasil ledakan. Bintang terebut selanjutnya meledak lagi
dan terbentuklah planet-planet termasuk bumi.
Teori Asal Usul Kehidupan
Ø Ada beberapa
teori yang pernah disusun oleh para ilmuan antara lain sebagai berikut.
Teori Abiogenesis
(Generatio Spontanea)
Aristoteles |
Tokoh teori Abiogenesis adalah
Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filsafat dan tokoh ilmu
pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda mati dan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Beberapa ahli penganut teori abiogenesis
adalah John Needham, Antonie Van Leeuwenhoek, dan Van Helmot. Kemudian pada
abad ke-17 Antonie Van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat
pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis hasil
pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka.
Seperti :
a.
Pendapat
Aristoteles pada percobaannya dengan menggunakan daging yang dimasukkkan ke
dalam setoples dan dibiarkan tetap terbuka, secara tiba-tiba pada daging yang
busuk muncul larva lalat dan dia berkesimpulan bahwa larva lalat berasal dari
daging yang busuk.
b. Pendapat
John Needham pada percobaannya dengan merebus kaldu selama beberapa menit,
kemudian dimasukkan dalam labu dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari
tumbuh mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Ia mengatakan bahwa mikroorganisme
tersebut berasal dari kaldu.
c.
Van Helmot
melakukan percobaan dengan tumbuhan willow dan mengamati bahwa tiap tahunnya
mengalami penambahan ukuran dan berat. Ia menyimpulakan bahwa tanah dapat
menjadi benda hidup yaitu substansi tanaman atau tubuh tanaman.
Teori
Biogenesis
Francesco Redi |
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup juga. Tokoh-tokoh pendukung teori Biogenesis antara
lain Francesco Redi (Italia) Lazzaro Spallanzani ( Italia) dan Louis Pasteur
(Prancis).
1. Percobaan Francesco Redi (1626-1698) menggunakan
bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Stoples I diisi dengan sekerat daging,
ditutup rapat-rapat. Stoples II diisi dengan sekerat daging, ditutup dengan
kain kasa. Stoples III disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka.
Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah
beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Stoples I
pada daging ini tidak ditemukan belatung . Stoples II pada daging terdapat
sedikit belatung. Stoples III pada daging terdapat banyak belatung. Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa belatung yang
terdapat pada daging di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ketika
lalat tersebut hinggap disitu.
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799) menggunakan
air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Percobaan Spallanzani
sebagai berikut :
Labu I dan labu II diisi air
kaldu, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Labu I dibiarkan tetap terbuka. Labu II ditutup rapat-rapat dengan
sumbat gabus. Kedua labu tersebut dibiarkan selama ± 1 minggu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut.
Labu I air kaldunya menjadi keruh
dan berbau busuk. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I banyak
mengandung mikroba. Sedangkan labu II
air kaldunya tetap jernih. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih
lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi
lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan
tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu
tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari
kehidupan di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi
mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.
3. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895) menggunakan
bahan air kaldu dengan alat labu dengan pipa leher anggsa (berbentuk S).
Langkah-langkah percobaan Pasteur sebagai berikut :
Langkah I labu disi
air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Setelah itu pada gabus
tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau
disterilkan.
Langkah II labu
didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan
air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak
mengandung mikroorganisme, namun di bagian leher labu banyak terdapat debu dan
partikel-partikel. Langkah III labu yang
air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya
mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu
diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan
air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan
banyak mengandung mikroorganisme. Melaui pemanasan terhadap perangkat
percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati.
Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa
kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan,
maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian
yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang
bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap
jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas
tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk
bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan
hingga air kaldu sampai kepermukaan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan
udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu
dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk.
Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi
akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian
terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara
spontan. Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani, dan Pasteur tersebut,
maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham teori baru tentang awal mula
makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :
a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup.
c. Omne vivum ex vivo – setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
a. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur.
b. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup.
c. Omne vivum ex vivo – setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Teori Kreasi
Khas (Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh
zat supranatural (gaib) pada saat istimewa. Segala spesies makhluk hidup saat
ini sudah ada sejak dahulu dan masing-masing spesies diciptakan sendiri-sendiri
sebagaimana aadanya saat ini. Penganut teori adalah Carolus Linnaeus.
Teori Kosmozoon
Teori ini menyatakan bahwa
kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari
angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis
peninggalan peradapan Inca. Pelopor teori ini adalah Arrhenius (1991).
Teori
Kataklisma
Teori ini menyatakan bahwa segala spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung
dalam periode-periode, dimana antara periode satu dengan yang lain terjadi
bencana. Bencana itu menghancurkan spesies-spesies sebelumnya dan memunculkan
pesies baru. Pelopor teori ini adalah Cuvier.
Teori
Evolusi Kimia
Alexander Ivanovich Oparin |
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa
asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang
berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia
(NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik
halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan
kehidupan. Proses terbentuknya makhluk hidup menurut teori Urey terdiri dari
empat tahapan, yaitu :
1) Tersedianya uap air, metana,
hidrogen, dan amonia dalam jumlah yang banyak di atmosfir bumi.
2) Adanya energi yang besar yang
berasal dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis menyebabkan
zat-zat tersebut bereaksi membentuk senyawa organik yang lebih besar dan
kompleks.
3) Terbentuknya zat hidup yang paling
sederhana.
4) Zat hidup yang terbentuk
berkembang menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks dalam waktu jutaan
tahun.
Pendukung teori ini adalah Stanley Miller, Alexander Ivanovich Oparin,
Sydney W. Fox, dan Melvin Calvin.
Teori
Evolusi Biologi
Teori evolusi biologi menyatakan
bahwa mahluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik
(evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan (sel).
Berdasarkan hasil percobaan Oparin, Haldane, dan Urey, asal usul kehidupan
berasal dari sintesis dan akumulasi monemer organik pada kondisi abiotik.
Molekul yang dihasilkan secara abiotik ini disebut protobion yang merupakan
bentuk sel hidup awal yang belum mampu bereproduksi tetapi mampu memelihara
lingkungan kimia dalam tubuhnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya. Ada
beberapa tipe protobion yaitu sebagai berikut:
1)
Koaservat merupakan tetesab stabilyang cendrung terbentuk pada suspensi
makromolekul (polimer),misalnya polipeptida, asam nukleat, dan polisakarida
yang dikocok.
2) Mikrosfer merupakan protobion
yang terbentuk dengan sendirinya menjadi tetes-tets kecil saat didinginkan.
3)
Liposom merupakan protobion yang langsung terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes-tetes kecil apabila komposisi organiknya mengandung lipid
tertentu.
Protobion inilah yang merupakan
mahluk hidup pertama yang bersifat hetetrof primer yang hidup secara anaerob.
Sel mengalami perkembangan melalui evolusi dari bentuk yang paling sederhana ke
bentuk yang paling kompleks.
a.
Asal Usul Sel
Prokariotik
Protbion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel purba atau progenot.
Progenot merupakan nenek moyang universal semua jenis sel yang ada sekarang.
Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariotik purba seperti Archaebacteria.
Prokariotik diduga sebagai organisme yang pertama kali ada. Ini dikarenakan sel prokariotik
selnya sangat sederhana yang tidak memiliki membran inti, bersifat hetetrof dan
anaerobik.
b.
Asal Usul Sel
Autotrof
Sel prokariotik yang terus berkembang biak menyebabkan persediaan bahan
organik lingkungan menipis sehingga kekurangan makanan. Kondisi demikian
memaksa sel membuat makanan sendiri melalui adaptasi terhadap lingkungan dengan
cara membran plasmanya melekuk ke dalam, membentuk lembaran-lembaran
fotosintetik untuk menangkap energi sinar guna membuat zat organik dari zat
anorganik. Muncullah sel autotrof sebagai cikal bakal sel tumbuhan yang
memungkinkan terjadinya fotosintesis. Proses fotosintesis menyebabkan kadar gas
karbon dioksida di atmosfet semakin berkurang, dan kadar oksigen semakin
bertambah.
c. Asal Usul Sel Eukariotik
Eukariotik diperkirakan mulai muncul 1,5 miliar tahun yang lalu. Organisme eukariotik diduga berasal dari organisme prokariotik yang
melakukan evolusi. Membaran sel mengalami pelekukan ke dalam sehingga
mengelilingi DNA. Memberan bagian dalam bersatu membentuk membran nukeleus
dalam, sedangkan bagian luar menjadi membran nukleus luar.
Lynn
Margulis membuktikan bahwa organel-organel tertentu pada sel eukariotik seperti
mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.
Menurut teori endosimbiosis, mitokondria diduga berasal dari sel prokariotik
aerobik yang tertelan oleh sel eukariotik anaerobik dan kloroplas diduga
berasal dari sel prokariotik autrotof (mirip Cyanobacteria) yang tertelan oleh
sel eukariotik aerobik sehungga terjadi endosimbiosis.
d.
Evolusi Hewan
Evolusi hewan
berasal dari organisasi satu sel eukariotik heterotrof. Dari bentuk awal yang
menyerupai flagellata kemudian timbul flagellata yang menyerupai flagellata
yang ada sekarang. Organisme inilah yang kemudian mewakili kelompok Protozoa
yang akhirnya timbul bentuk yang lebih kompleks menjadi Profera, Ceolentara,dan
lain-lain. Evolusi Invertebrata yang terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek
moyang berupa Protista yang hidup dilaut. Protista bercabang tiga, dimulai dari
filum Porifera, filum Coelenterata, dan filum Platyheminthes. Filum Platyheminthes bercabang tiga, dimulai dari filum
Porifera, filum Coelentarata, dan lagi menjadi tiga dimulai dari filum
Mollusca, filum Annelida, dan filum Arthopoda. Cabang kedua menjadi
filumNematoda, sedangkan cabang ketiga menjadi dua, yaitu filum Echinodermata
dan filum Chordata. Dari evolusi Invertebrata dapat kita ketahui bahwa evolusi
Vertebrata berasal dari nenek koyang berupa Echinodermata.
e. Evolusi Tumbuhan
Evolusi tumbuhan berasal dari
organisasi satu sel eukariotik autotrof. Ciri bentuk pertama dari tumbuhan
adalah menghilangnya flagellata dan berkembangnya alga,klorofil. Dari bentuk
awal ini kemudian berkembang alga, yaitu alga hijau (yang diperkirakan berasal
dari dari alga hijau biru), alga pirang, alga merah dan sebagainya. Semua alga
mengandung klorofil disamping adanya pigmen lain. Perubahan selanjutnya adalah
perkembangan alga bersel satu menjadi bersel banyak. Alag hijau dianggap
sebagai asal-usul dari lumut, yaitu suatu perubahan bentuk kehidupan dari air
ke bentuk kehidupan di darat. Bentuk kehidupan simbiosis terlihat pada lumut
kerak, yaitu bentuk kehidupan simbiosis antara alga hijau dan alga biru dengan
jamur.
f.
Evolusi
Kehidupan Laut ke Darat
Organisme diduga terbentuk
pertama kali dan berkembang biak di laut. Ini di karenakan lingkungan laut lebih
stabil dibandingkan daratan dan sitoplasma sel yang mirip kepekatan air laut.
Kompetisi di laut mengakibatkan organisme beradaptasi ke darat. Organisme
kemudian berkembang dari organisme yang hidup di laut menuju ke organisme yang
hidup di darat dari tingkatan yang rendah menuju tingkatan yang tinggi. Setelah
hidup di darat terjadi kompetisi dalam memperebutkan makanan dan tempat hidup.
Perubahan lingkungan yang semakin nyata dan tantangan hidup di darat yang
semakin besar menyebabkan organisme harus memiliki daya adaptasi yang semakin
besar pula. Oleh sebab itulah dibandingkan dilaut, organisme di darat memiliki
organ tubuh yang lebih berkembang dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar